Kamis, 20 Oktober 2011

ANALISIS SEKURITAS 2(ANALISIS EKONOMI)


ANALISIS EKONOMI

            Dalam melakukan analisis penilaian saham, investor bisa melakukan analisis fundamental secara “top-down” untuk menilai prospek perusahaan. Pertama kali perlu dilakukan analisis terhadap faktor-faktor makro ekonomi yang mempengaruhi kinerja seluruh perusahaan, kemudia dilanjutkan dengan analisis industri dan pada akhirnya dilakukan analisis terhadap perusahaan yang mengeluarkan sekuritas yang bersangkutan untuk menilai apakah sekuritas yang dikeluarkannya menguntungkan atau merugikan bagi investor. Pada tahap analisis ekonomi dan pasar modal, Investor melakukan analisis terhadap beberapa alternatif keputusan tentang dimana alokasi investasi yang akan dilakukan (dalam negeri atau luar negeri) serta dalam bentuk apa investasi yang dilakukan (saham, obligasi, kas, properti, dan lainnya). Tahap berikutnya yaitu analisis industri meliputi analisis yang berdasarkan hasil analisis ekonomi dan pasar untuk menentukan jenis-jenis industri mana saja yang akan dipilih (prospek menguntungkan). Tahap ketiga yang didasari tahap sebelumnya bertujuan untuk menentukan perusahaan-perusahaan atau saham mana saja yang menguntungkan sehingga layak dijadikan pilihan investasi. Proses analisis penilaian saham secara “top-down”
                                                   Analisis ekonomi dan Pasar Modal
Tujuan : membuat keputusan alokasi penginvestasian dana
di beberapa negara atau dalam negeri dalam
bentuk saham, obligasi ataupun kas
Analisis Industri
Tujuan : berdasarkan analisis ekonomi dan pasar,
tentukan jenis-jenis industri mana saja yang menguntungkan
dan mana yang tidak berprospek baik
Analisis Perusahaan
Tujuan : Berdasarkan hasil analisis industri,
tentukan perusahaan-perusahaan mana
dalam industri terpilih
yang berprospek
baik




KONDISI EKONOMI DAN PASAR MODAL
            Analisis ekonomi adalah salah satu dari tiga analisis yang perlu dilakukan investor dalam penentuan keputusan investasinya. Analisis ekonomi perlu dilakukan karena kecenderungan adanya hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada lingkungan ekonomi makro dan kinerja suatu pasar modal. Pasar modal mencerminkan apa yang terjadi pada perekonomian makro karena nilai investasi ditentukan oleh aliran kas yang diharapkan serta tingkat return yang diisyaratkan atas investasi tersebut dan kedua faktor tersebut sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan ekonomi makro. Dengan demikian, jika kita ingin mengestimasi aliran kas, bunga ataupun premi risiko dari suatu sekuritas, maka kita harus mempertimbangkan analisis ekonomi makro.
            Fluktuasi yang terjadi di pasar modal akan terkait dengan perubahan yang terjadi pada berbagai variabel ekonomi makro. Harga obligasi akan sangat tergantung dari tingkat bunga yang berlaku dan tingkat bunga ini akan dipengaruhi oleh perubahan ekonomi makro ataupun kebijakan ekonomi makro yang ditentukan pemerintah. Sedangkan disisi lainnya, harga saham merupakan cerminan dari ekspetasi investor terhadap faktor-faktor earning, aliran kas, dan tingkat return yang diisyaratkan oleh investor, yang mana ketiga faktor tersebut juga sangat dipengaruhi oleh kinerja ekonomi makro.
            Siegel (1991) menyimpulkan adanya hubungan yang kuat antara harga saham dan kinerja ekonomi makro dan menemukan bahwa perubahan pada harga saham selalu terjadi sebelum terjadinya perubahan ekonomi. Ada dua alasan yang mendasarinya, (1) harga saham yang terbentuk merupakan cerminan ekspetasi investor terhadap earning,  dividen, maupun tingkat bunga yang akan terjadi. Hasil estimasi investor terhadap ketiga variabel tersebut akan menentukan berapa harga saham yang sesuai. Dengan demikian, harga saham yang sudah terbentuk itu akan merefleksikan ekspetasi investor atas kondisi ekonomi di masa datang, bukannya kondisi ekonomi saat ini; (2) kinerja pasar modal akan bereaksi terhadap perubahan-perubahan ekonomi makro seperti perubahan tingkat bunga, inflasi ataupun jumlah uang beredar. Ketika investor menentukan harga saham yang tepat sebagai refleksi perubahan variabel ekonomi makro yang akan terjadi, maka masuk akal jika dikatakan harga saham terjadi sebelum perubahan ekonomi makro benar-benar terjadi.

VARIABEL EKONOMI MAKRO
            Lingkungan ekonomi makro adalah lingkungan yang mempengaruhi operasi perusahaan sehari-hari. Kemampuan investor dalam memahami dan meramalkan kondisi ekonomi makro di masa datang, akan sangat berguna dalam pembuatan keputusan investasi yang menguntungkan. Untuk itu, seorang investor harus memperhatikan beberapa indikator ekonomi makro yang bisa membantu mereka dalam memahami dan meramalkan kondisi ekonomi makro. Beberapa variabel makro yang perlu diperhatikan investor :
a.      Produk Domestik Bruto (PDB)
PDB adalah ukuran produksi barang dan jasa total suatu negara. Pertumbuhan PDB yang cepat mengindikasikan terjadinya pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi membaik, maka daya beli masyarakat pun akan meningkat, dan ini merupakan kesempatan bagi perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan penjualannya. Dengan meningkatnya penjualan perusahaan, maka kesempatan perusahaan memperoleh keuntungan juga akan semakin meningkat.
b.      Tingkat Pengangguran
Tingkat pengangguran ditunjukkan oleh persentase dari total jumlah tenaga kerja yang masih belum bekerja (meliputi pula pengangguran tak kentara maupun pengangguran kentara). Tingkat pengangguran ini mencerminkan sejauhmana kapasitas operasi ekonomi suatu negara bisa dijalankan. Semakin besar tingkat pengangguran di suatu negara, berarti semakin besar kapasitas operasi ekonomi yang belum dimanfaatkan secara penuh. Jika hal ini terjadi maka tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi utama tidak termanfaatkan secara penuh.
c.       Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan terjadinya peningkatan harga produk-produk secara keseluruhan. Tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang terlalu panas (overheated). Artinya, kondisi ekonomi mengalami permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawaran produknya, sehingga harga-harga cenderung mengalami kenaikan. Inflasi yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan penurunan daya beli uang (purchasing power of money). Di samping itu, inflasi yang tinggi juga bisa mengurangi tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasinya. Sebaliknya jika tingkat inflasi suatu negara mengalami penurunan, maka hal ini akan merupakan sinyal yang positif bagi investor sering dengan turunnya risiko daya beli uang dan risiko penurunan pendapatan riil.
d.      Tingkat Bunga
Tingkat bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang (present value) aliran kas perusahaan, sehingga kesempatan-kesempatan investasi yang ada tidak akan menarik lagi. Tingkat bunga yang tinggi juga akan meningkatkan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan. Di samping itu tingkat bunga yang tinggi juga akan menyebabkan return yang diisyaratkan investor dari suatu investasi akan meningkat.
      Faktor-faktor ekonomi makro secara empiris telah terbukti mempunyai pengaruh terhadap perkembangan investasi di beberapa negara. Tandelilin (1998) merangkum beberapa faktor ekonomi makro yang berpengaruh terhadap investasi di suatu negara sebagai tingkat pertumbuhan PDB, laju pertumbuhan inflasi, tingkat suku bunga dan nilai tukar mata uang (exchange rate).
INDIKATOR
EKONOMI
PENGARUH
PENJELASAN
PDB
Meningkatnya PDB merupakan sinyal baik (positif) untuk investasi dan sebaliknya
Meningkatkan PDB mempunyai pengaruh positif terhadap daya beli konsumen shingga dapat meningkatkan permintaan terhadap produk perusahaan
Inflasi
Peningkatan inflasi secara relatif merupakan sinyal negatif bagi pemodal di pasar modal
Inflasi meningktakna pendapatan dan biaya perusahaan. Jika peningkatan biaya produksi lebih tinggi dari peningkatan harga yang dapat dinikmati oleh perusahaan maka profitabilitas perusahaan akan menurun.
Tingkat Bunga
Tingkat bunga yang tinggi merupakan sinyal negatif terhadap harga saham
Tingkat suku bunga yang meningkat akan menyebabkan peningkatan suku bunga yang diisyaratkan atas investasi pada suatu saham. Di samping itu tingkat suku bunga yang meningkat bisa  juga menyebabkan investor menarik investasinya pada saham dan memindahkannya pada investasi berupa tabungan ataupun deposito
Kurs Rupiah
Menguatnya kurs rupiah terhadap mata uang asing merupakan sinyal positif bagi perekonomian yang mengalami inflasi
Menguatnya kurs rupiah terhadap mata uang asing akan menurunkan biaya impor bahanbaku untuk produksi dan akan menurunkan tingkat suku bunga yang berlaku.
Anggarann defisit
Anggaran defisit merupakan sinyal positif bagi ekonomi yang sedang mengalami resesi, tetapi merupakan sinyal negatif bagi ekonomi yang mengalami inflasi
Anggaran defisit akan mendorong konsumsi dan investasi pemerintaj, sehingga dapat meningkatkan permintaan terhadap produk perusahaan. Akan tetapi, justru akan meningkatkan jumlah uang beredar dan akibatnya akan mendorong inflasi
Investasi Swasta
Meningkatnya investasi swasta adalah sinyal positif bagi pemodal
Meningkatnya investasi swasta akan meningkatkan PDB sehingga dapat meningkatkan pendapatan konsumen
Neraca Perdagangan dan Pembayaran
Defisit neraca perdagangan dan pembayaran merupakan sinyal negatif bagi pemodal
Defisit neraca perdanagan dan pembayaran harus dibiayai dengan menarik modal asing. Untuk melakukan hal ini, suku bunga harus dinaikkan.

MERAMAL PERUBAHAN PASAR MODAL
            Investor berkepentingan untuk melakukan peramalan terhadap perubahan yang akan terjadi di pasar modal. Untuk menghasilkan keputusan investasi yang tepat dan menguntungkan, belumlah cukup bagi investor jika hanya sekedar mengetahui apa yang sedang terjadi di pasar modal saat ini dan mengapa hal itu bisa terjadi. Investor juga perlu tahu apa yang akan terjadi pada pasar modal di masa yang akan datang. Untuk itulah investor perlu melakukan peramalan terhadap perubahan pasar modal, dan dalam melakukan proses peramalan tersebut investor perlu menganalisis perubahan ekonomi makro yang sedang dan akan terjadi.
            Dalam melakukan peramalan perubahan pasar modal adalah bahwa sulit bagi kita untuk selalu berhasil dalam meramal perubahan pasar modal secara konsisten. Ada dua alasannya yakni (1) adanya konsep pasar modal yang efisien berarti bahwa tidak mungkin bagi kita untuk meramalkan perubahan pasar modal dan mengambil keuntungan dari perubahan tersebut. Artinya jika pasar efisien berarti mustahil bagi investor untuk meramal perubahan pasar dan mencari keuntungan abnormal dari perubahan tersebut; dan (2) peramalan perubahan pasar modal yang akan terjadi di masa datang biasanya didasari atas data-data perubahan masa lalu yang tersedia. Secara implisit, tindakan ini mengandung kelemahan karena kita meramalkan masa depan dengan data masa lalu, sehingga hasilnya tidak akan selalu tepat dengan perubahan yang akan terjadi. Untuk meramalkan perubahan pasar modal, ada dua hal yang dapat dijadikan dasar peramlan, yaitu penggunaan data-data perubahan siklis ekonomi dan pengunaan data-data perubahan beberapa variabel ekonomi makro.

Perubahan Siklis Ekonomi
            Perubahan harga saham akan merefleksikan perubahan siklis ekonomi yang akan terjadi. Meskipun demikian, tetap akan sulit bagi investor untuk menentukan kapan dia harus bereaksi terhadap kemungkinan perubahan pasar yang akan terjadi. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adlah menyadari sepenuhnya bahwa meramalkan perubahan dengan tepat adalah pekerjaan yang mustahil dan investor harus mencoba belajar dari pola perubahan-perubahan yang pernah terjadi sebagai salah satu dasar penentuan keputusan membeli atau menjual saham sesuai dengan harapan tentang perubahan siklis ekonomi yang akan terjadi.
            Ketika ekonomi memasuki siklis yang cenderung menurun menuju titik terendah (resesi), maka harga saham biasanya akan turun. Semakin kuat resesi, semakin drastis penurunan harga saham. Pada situasi demikian, investor harus melakukan peramalan tentang kapan saatnya siklis ekonomi menemui titik baliknya dan mulai memasuki siklis yang membaik. Jika siklis ekonomi diramalkan membaik, maka harga saham menjelang titik balik siklis ekonomi (sebelum mencapai titik terendah) akan membaik mendahului membaiknya siklis ekonomi.
            Jika siklis ekonomi terus mendekati titik puncak, maka kecenderungan harga saham cenderung stabil sehingga return saham yang abnormal sulit dicapai investor. Dalam hal ini investor harus bisa meramalkan kapan siklis ekonomi akan mencapai titik baliknya (baik titik puncak maupun titik terendah), sehingga investor bisa membuat keputusan tentang harga saham yang tepat, serta tindakan apa yang sebaiknya dilakukan investor tentang saham tersebut.

Perubahan Variabel-Variabel Ekonomi Makro
            Pengamatan terhadap perubahan beberapa variabel/indikator ekonomi makro seperti PDB, inflasi, tingkat bunga maupun nilai tukar mata uang, dipercaya bisa membantu investor dalam meramalkan apa yang akan terjadi pada perubahan pasar modal. Misalnya, variabel tingkat bunga bisa dipakai dalam meramalkan harga saham atau obligasi yang akan terjadi. Jika investor meramalkan tingkat suku bunga akan meningkat, maka tentunya investor akan bisa memperkirakan bahwa harga obligasi maupun harga saham akan cenderung menurun. Kemampuan untuk meramalkan perubahan variabel-variabel ekonomi makro tentunya akan sangat membantu investor dalam membuat keputusan investasi yang tepat dan menguntungkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar