Kamis, 20 Oktober 2011

ANALISIS SEKURITAS 3(ANALISIS PERUSAHAAN)


ANALISIS PERUSAHAAN

EPS dan Informasi Laporan Keuangan
Bagi para investor yang melakukan analisis perusahaan, informasi laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan salah satu jenis informasi yang paling mudah dan paling murah didapatkan dibanding alternatif informasi lainnya. Di samping itu, informasi laporan keuangan akuntansi sudah cukup menggambarkan kepada kita sejauh mana perkembangan kondisi perusahaan selama ini dan apa saja yang telah dicapainya. Dengan menggunakan laporan keuangan, investor juga akan bisa menghitung berapa besarnya pertumbuhan earning yang telah dicapai perusahaan terhadap jumlah saham perusahaan. Perbandingan antara jumlah earning dengan jumlah lembar saham perusahaan akan diperoleh komponen earning per share.
Bagi para investor, informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna, karena bisa menggambarkan prospek earning perusahaan di masa depan sehingga sebagai dasar untuk memahami EPS, maka diperlukan pemahaman mengenai laporan keuangan perusahaan.
Laporan keuangan sangat berguna bagi investor untuk menentukan keputusan investasi yang terbaik dan menguntungkan dimana investor bisa mengetahui perbandingan antara nilai intrinsik saham perusahaan dibanding harga pasar saham perusahaan bersangkutan, dan atas dasar perbandingan tersebut investor akan bisa membuat keputusan apakaha membeli atau menjual saham bersangkutan.
Jenis-jenis laporan keuangan berdasarkan informasi yang dikandungnya bisa dibagi dalam tiga laporan utama, yaitu:
1.       Neraca
-          Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan kondisi finansial perusahaan pada suatu waktu tertentu.
-          Neraca disebut juga sebagai gambaran kondisi keuangan perusahaan yang bersifat snapshot atau gambaran sesaat seperti layaknya sebuah foto, karena neraca hanya memberikan informasi posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu saja. Padahal, dalam kenyataannya mungkin saja sehari setelah neraca disusun, kondisi keuangan perusahaan sudah mengalami perubahan. Dengan kata lain, neraca memberikan gambaran aktiva dan kewajiban perusahaan hanya pada saat tertentu saja, ketika laporan tersebut disusun.
-          Neraca merupakan laporan tentang aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemegang saham perusahaan pada suatu tanggal tertentu.
-          Penyusunan pos-pos yang terdapat dalam neraca disusun berdasarkan urutan likuiditas (untuk aktiva) dan jangka waktu jatuh temponya (untuk pasiva)
-          Laporan posisi keuangan disebut juga sebagai neraca karena antara sisi aktiva dan sisi pasiva (kewajiban+ekuitas) masing-masing harus sama jumlahnya sehingga menjadi seimbang.

2.       Laporan Rugi Laba
-          Laporan rugi laba adalah ringkasan profitabilitas perusahaan selama peridoe waktu tertentu, misalnya satu tahun.
-          Laporan ini menunjukkan penghasilan yang diperoleh selama satu periode, biaya yang dikeluarkan dalam satu periode, dan elemen-elemen lain pembentuk laba.
-          Laporan ini pada dasarnya mencerminkan perbedaan antara penghasilan dan biaya perusahaan selama periode tertentu sehingga menghasilkan keuntungan (ataupun kerugian) bersih perusahaan.
-          Dalam analisis laporan rugi laba perlu dilakukan pembedaan unsur-unsur biaya yang tercantum dalam laporan rugi laba, menjadi:
a.       Biaya produksi
-       biaya ini berkaitan dengan biaya-biaya yang langsung terkait dengan aktivitas produksi barang-barang dan jasa yang akan dijual perusahaan.
b.      Biaya administrasi dan umum
-       biaya ini berkaitan dengan biaya overhead, biaya gaji, pengiklanan, dan biaya lainnya yang tidak terkait langsung dengan biaya produksi barang dan jasa.
c.       Biaya bunga
-            biaya ini terkait dengan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan sebagai konsekuensi penggunaan hutang.
d.      Biaya pajak penghasilan
-      biaya ini berkaitan dengan kewajiban perusahaan untuk membayar sejumlah pajak kepada pemerintah.

3.       Laporan Aliran Kas Perusahaan
-          Laporan aliran kas merupakan laporan yang memuat aliran kas yang berasal dari tiga sumber yaitu:
a.       aktivitas operasi perusahaan
b.      aktivitas investasi
c.       aktivitas pendanaan yang dilakukan perusahaan.
-          Laporan arus kas yang berasal dari operasi perusahaan menunjukkan kemapuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas untuk melunasi utang, pembiayaan operasi perusahaan, perusahaan dividen, dan melakukan investasi baru.
-          Aktivitas investasi dalam laporan arus kas menunjukkan pengeluaran dan penerimaan kas perusahaan yang berkaitan dengan investasi yang dilakukan perusahaan untuk mengahsilkan keuntungan di masa depan. Sedangkan, aktivitas pendanaan dalam laporan arus kas menunjukkan prediksi klaim terhadap arus kas di masa depan oleh para pemilik modal perusahaan.
-          Perbedaan laporan arus kas dengan laporan rugi laba dan neraca perusahaan:
a.         Neraca dan laporan rugi laba disusun atas dasar metode aktual akuntansi, sedangkan laporan arus kas hanya mencatat transaksi yang menyebabkan aliran kas secara nyata.
b.         Laporan rugi laba memasukkan pos depresiasi untuk menghaluskan pengeluaran modal yang terlalu besar dalam laporan rugi laba, sedangkan laporan arus kas hanya akan mencatat transaksi pengeluaran modal perusahaan pada saat transaksi itu terjadi.

Kelemahan Pelaporan EPS dalam Laporan Keuangan
Seperti yang telah dibahas di atas, penggunaan laporan keuangan dalam analisis perusahaan dapat memberikan informasi bagi investor tentang kondisi perusahaan, termasuk pertumbuhan dan prospek perusahaan di masa datang. Informasi seperti ini diperlukan investor dalam memprediksi pertumbuhan perusahaan di masa datang, dan kemudian diperlukan dalam membuat keputusan investasi yang tepat. Hasil analisis laporan keuangan akan membantu investor dalam menentukan layak atau tidaknya suatu saham yang diterbitkan perusahaan untuk dijadikan alternatif investasi.
Beberapa kelemahan pelaporan EPS dalam laporan keuangan:
  1. Permasalahan pelaporan earning yang akan menimbulkan konflik kepentingan antara investor di satu sisi sebagai pengguna laporan keuangan dan manajemen di sisi lainnya sebagai penyaji laporan keuangan.
  2. Lemahnya kemampuan laporan keuangan untuk menggambarkan kondisi perusahaan yang paling terkini. Seperti yang kita ketahui bahwa laporan keuangan disusun pada akhir periode (biasanya 1 tahun) untuk menggambarkan apa yang telah terjadi pada perusahaan pada periode tertentu. Akan tetapi, gambaran tersebut dalam  kenyataannya masih merupakan gambaran sesaat (foto) kondisi perusahaan apda saat laporan keuangan tersebut dibuat. Kelemahan seperti ini dikenal juga dengan istilah snapshot.

Analisis Rasio Profitabilitas Perusahaan
ò  Analisis Rasio Profitabilitas terbagi menjadi 2 yaitu:
  1. Return on Equity (ROE), yang menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham. {laba bersih setelah bunga dan pajak dibagi jumlah modal sendiri}
  2. Return on Asset (ROA), yang menggambarkan sejauh mana kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba. {EBIT dibagi jumlah aset}

Earning per Share
Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. Meskipun beberapa perusahaan tidak mencantumkan besarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, tetapi besarnya EPS suatu perusahaan bisa kita hitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan.
Rumus menghitung EPS:
EPS = laba bersih setelah bunga dan pajak                              
jumlah saham yang beredar

Di samping rumus di atas, kita juga bisa menghitung EPS perusahaan dengan menggunakan rumus berikut ini:
EPS = ROE x nilai buku per lembar saham
EPS = laba bersih setelah bunga dan pajak x jumlah modal sendiri                  
jumlah modal sendiri x jumlah saham beredar          

Price Earning Rate               
Informasi PER mengindikasikan besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memeroleh satu rupiah earning perusahaan. Dengan kata lain, PER menunjukkan besarnya harga setiap satu rupiah earning perusahaan. Di samping itu, PER juga merupakan ukuran harga relatif dari sebuah saham perusahaan.
Rumus menghitung PER:
PER = D1/E1      
k – g
Dalam hal ini:
D1/E1 = tingkat dividend payout ratio yang diharapkan
k         = tingkat return yang diisyaratkan (tingkat return bebas risiko + premi risiko)
g         = tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan (ROE x tingkat  laba ditahan)

Dari rumus di atas, terlihat tiga komponen utama untuk menghitung PER dari suatu perusahaan, yaitu dividend payout ratio (DPR) yang diharapkan, tingkat return yang diisyaratkan (k), dan tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan (g). Komponen pertama yaitu DPR, menunjukkan besarnya dividen yang akan dibayarkan perusahaan dari total earning yang diperoleh perusahaan. Dengan kata lain, DPR merupakan perbandingan antara dividen yang dibayarkan perusahaan terhadap earning yang diperoleh perusahaan.
Komponen kedua dari persamaan PER adalah tingkat return yang diisyaratkan (k), yang menunjukkan tingkat return yang diisyaratkan inestor atas suatu saham sebagai kompensasi atas atas risiko yang harus ditanggung investor. Rumus untuk menghitung tingkat bunga yang diisyaratkan:
k = RF +RP
k = tingkat return bebas risiko + premi risiko
Komponen ketiga, yaitu tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan (g), merupakan fungsi dari besarnya ROE dan tingakt laba ditahan perusahaan. Dengan kata lain, secara matematis, rumus untuk menghitung g suatu perusahaan bisa dihitung dengan rumus berikut ini:
g = ROE x tingkat laba ditahan
g = laba bersih setelah bunga dan pajak x (1-DPR)
                           jumlah modal sendiri

Estimasi Nilai Intrinsik Saham
Analisis perusahaan akan terkait dengan penentuan saham perusahaan manakah dalam industri terpilih yang mampu menawarkan keuntungan bagi investor. Dengan kata lain, saham-saham manakah yang harga pasarnya lebih rendah dari nilai intrinsiknya sehingga layak dibeli serta saham-saham manakah yang harga pasarnya lebih tinggi dari nilai intrinsiknya, sehingga menguntungkan untuk dijual.
Semua pertanyaan tersebut akan bisa dijawab jika kita sudah berhasil mengestimasi nilai intrinsik saham perusahaan yang dianalisis dengan harga pasarnya sebagai dasar keputusan untuk menentukan apakah saham tersebut undervalued atau overvalued.
Estimasi nilai intrinsik saham dalam analisis perusahaan bisa dilakukan dengan memanfaatkan dua komponen informasi penting dalam analisis perusahaan, yaitu EPS dan PER dimana dapat dihitung dengan rumus:
P0 = Estimasi EPS x PER
= E1 x PER   
Ø  Jika nilai intrinsik saham sudah berhasil diestimasi, langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai intrinsik saham dengan harga pasarnya. Jika nilai intrinsik suatu saham lebih tinggi dibanding harga pasarnya, maka saham tersebut tergolong sebagai saham yang undervalued, dan sebaiknya dibeli, begitu pula sebaliknya.

Analisis Perusahaan Menggunakan Ringkasan Laporan Keuangan
Menurut PSAK No. 1 tahun 2002, laporan keuangan yang lengkap terdiri dari lima komponen, yaitu:
  1. Neraca, memberikan potret mengenai kondisi finansial perusahaan dengan menunjukkan aset, kewajiban, dan ekuitas pemegang saham pada suatu tanggal tertentu misalnya pada akhir tahun.
  2. Laporan rugi laba, meringkas kinerja operasi selama satu periode akuntansi misalnya satuh tahun dengan menunjukkan pendapatan dan biaya.
  3. Laporan perubahan ekuitas, menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama satu periode akuntansi.
  4. Laporan arus kas, melaporkan bagaimana kas diperoleh dan di mana saja kas digunakan selama satu periode akuntansi.
  5. Catatan atas laporan keuangan, menjelaskan atau merinci jumlah yang tertera dalam keempat komponen sebelumnya.
Informasi secara lengkap laporan keuangan perusahaan diperoleh pada laporan tahunan yang dipublikasikan perusahaan. Laporan tahunan dapat diperoleh di perusahaan yang bersangkutan atau di bursa efek yang mencatat saham perusahaan tersebut. Sumber lain umumnya menyajikan laporan keuangan perusahaan dengan format ringkasan, misalnya Indonesian Capital Market Directory (IMCD) yang dikeluarkan oleh Institute for Economics and Financial Research (ECFIN).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar